Peletakan batu pertama dimulainya pembangunan kelas Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Astabrata di Komplek Astabrata Jalan Robyong, Dukuh Wonorejo, Kelurahan Pesantren, Kecamatan Mijen, Kota Semarang (Minggu,6/8/2023) dilakukan oleh Hevearita G Rahayu , M.Sos. atau lebih dikenal dengan nama Mbak Ita (Walikota Semarang) bersama KH. Fahrurrozi, M.Ag. (Dosen IAIN Walisongo Semarang) dan Adhi Putra Wicaksono, M.M., M.Si. (Ketua Astabrata Foundation).
Acara tersebut dihadiri sekitar 500 orang dari berbagai komponen masyarakat. Tidak berselang lama, diadakan pula latihan 'Scooring" atau penilan atlet panahan dari SMPN 3 Semarang dalam rangka persiapan untuk mengikuti kejuaraan di Solo. Undangan bisa menyaksikan secara langsung latihan uji scooring tersebut yang letaknya bersebelahan di area peletakan batu pertama.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 10 yang menyatakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang sering disingkat sebagai PKBM sebagai salah satu satuan pendidikan nonformal. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau lebih disingkat dengan PKBM adalah suatu wadah berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya.
Beberapa masyarakat umum kurang begitu memahami apakah PKBM itu. "Banyak yang bertanya kepada saya . PKBM adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat . Istilah kekinian adalah Home Schooling, '' Jelas Adhi pada sambutannya. "Kalau dulu itu namanya Sekolah Kejar Paket, namun PKBM zaman now telah berkembang untuk mewadahi atlet, anak disabilitas ringan, dan santri terrtentu yang pondoknya tidak menyelenggarakan pendidikan formal," Imbuh Adhi.
Tujuan PKBM sendiri adalah memperluas kesempatan warga masyarakat, khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah.
Memperhatikan kondisi di atas, maka sangat diperlukan Pelatihan bagi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai salah satu strategi peningkatan kualitas dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat sehingga mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dan dapat bersaing di dunia kerja.
Keberadaan olahraga panahan dalam Komplek Astabrata Mijen, yang dipandang sebagian masyarakat tertentu sebagai bagian dari faham salafi wahabi takfiri, merupakan hal yang tidak layak disematkan. Olahraga panahan, berkuda dan berenang tidak semuanya harus berfaham wahabi."Kami bukan wahabi lho ya, emang kalau ada panahan mesti wahabi, (kegiatan) panahan ini murni untuk olahraga dan meraih prestasi," tegas Adhi di sela sambutannya.
Astabrata Foundation yang terletak di Komplek Astabrata Mijen, Kota Semarang , memiliki empat unit lembaga , yakni : 1. Akademi Panahan Astabrata (Astabrata Archery,Abhipraya Archery,DASH Archery dan Kelas Khusus Olahraga (KKO). 2. Lembaga Sosial dan Amil Bakti Astabrata (LSA Bakti Astabrata), 3.Masjd Asmaul Husna, 4.PKBM.
Selain acara tersebut di atas, Astabrata Foundation berkolaborasi dengan PERTHI (Persahabatan Thibbun Indonesia) DPD Kota Semarang, menyelenggarakan Bakti Sosial Kesehatan gratis dan pembagian sembako bagi masyarakat sekitar.
Bagi masyarakat umum yang membutuhkan terapi kesehatan seperti bio elektrik, bekam. akupuntur, akupresur dan reposisi tulang dan sendi ataupun ruqyah dipersilakan mendaftarkan diri untuk didiagnosa penyakitnya terlebih dulu lalu diterapi sesuai dengan keluhan yang diderita. Terlihat kerumunan orang tua yang didominasi oleh lansia, rela mengantri demi untuk melakukan pengobatan gratis ini. "Jos tenan, badan jadi ringan dan rasanya tambah sehat, kepala yang tadinya berat sekarang menjadi enteng" ujar Ngatimah(65) saat usai diterapi. Pasien yang diterapi diperkirakan sekitar 100 orang.
Sesuai dengan visi PERTHI yakni menyehatkan umat dengan ikhlas melayani dan misi PERTHI mencetak terapis handal, menyediakan herbal yang murah dan berkualitas serta bakti sosial , maka PERTHI khususnya DPD Semarang kontinyu menyelenggarakan baksos secara berkala untuk membantu meringankan keluhan kesehatan yang dirasakan masyarakat, sehingga mereka tidak sering keluar masuk rumah sakit atau mengkonsumsi obat yang secara berlebihan yang akan menimbulkan generasi asam lambung.
" Jika obat sering dikonsumsi secara berlebihan maka akan menurunkan kinerja ginjal dan akan membuat organ ini kehilangan kemampuan atas fungsinya seperti menyaring limbah dan racun. Akibatnya jumlah zat berbahaya pada limbah sisa metabolisme dan cairan elektrolit menumpuk sehingga mengganggu fungsi organ lain, " ujar Mahmudi, Humas DPD PERTHI Semarang.
Kegiatan yang diselenggarakan sejak pukul 07.30 hingga 13.00 tersebut berjalan lancar dan aman. Beberapa aparat Babinsa dan Satlinmas ikut membantu mengamankan kegiatan di Komplek Astabrata yang memiliki luas 7.000 meter persegi ini.
Kabiro Kota Semarang : Adi Winarko
Komentar0